Zat Kimia Alami Pembasmi Rayap

Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor berhasil menemukan zat ekstraktif yang tidak disukai oleh rayap tanah.

Penelitian ini dilakukan oleh Mutiyanah dan Ade Nur Fauzan di bawah bimbingan seorang dosen senior di bidang teknologi hasil hutan, Prof. Dr Ir Wasrin Syafii, M.Agr

Penelitian ini menggunakan Kayu Teras Cempedak (Artocarpus campeden) dan Kayu Teras Nangka (Artocarpus heterophyllus) sebagai bahan utama alami pembuatan zat ekstraktif pengusir rayap tanah (Coptotermes curvignathus).

Kayu yang terjangkit hama rayap

Latar Belakang Terciptanya Zat Kimia Pengawet Kayu

Penelitian ini dilakukan karena tingkat kerusakan yang disebabkan oleh rayap tanah, terutama jenis Captotermes curvignathus yang dapat menjangkit gedung berlantai 33 sangat menimbulkan kerugian.

Bahkan kerugian dunia akibat rayap tanah ini mencapai 32 miliyar dollar pada tahun 2010 (Rust dan Su 2012).

Usaha pengawetan terhadap sumber daya alam untuk konstruksi yang dapat diperbarui, kayu, sangat diperlukan.

Namun, zat kimia sintetis pengawet kayu yang mudah didapatkan di pasaran saat ini tidak ramah terhadap lingkungan dan cenderung menimbulkan masalah baru yang bahkan lebih besar daripada masalah sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut perlu adanya zat pengawet kayu untuk menangkal serangan rayap tanah yang tidak mengganggu kestabilan lingkungan.

Pada penelitian Syafii (2000) yang membahas mengenai zat penghambat perkembangan Rayap Tanah juga, ternyata zat kimia yang terdapat pada pohon Sonokeling (Dalbergia latifolia), Damar Laut (Hopea spp.), Sonokembang (Pterocarpus indicus), Nyatoh (Palaquim gutta), dan Kolaka (Parinari corymbosa) ampuh untuk mengusir rayap sehingga pengawetan kayu menjadi maksimal.

Pada penelitian kali ini ternyata Campedak dan Nangka pun memiliki kemampuan yang sama untuk pengawetan kayu dari gangguan rayap tanah.

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA