Taman Nasional Komodo: Sejarah, Zonasi, Biodiversitas, dan Destinasi Wisata Komodo

Taman Nasional Komodo merupakan salah satu dari lima taman nasional yang ditetapkan pertama kali di Indonesia.

Taman nasional ini terletak di antara dua pulau yaitu Pulau Sumbawa dan Pulau Flores atau  lebih tepatnya berada di wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Secara astronomis Taman Nasional Komodo ini terletak di antara 11920’ 95” – 11949’ 20” BT dan 824’ 35” – 850’ 2” LS.

Taman Nasional Komodo

Sesuai dengan namanya, Taman Nasional Komodo ini memiliki fungsi utama sebagai habitat perlindungan Komodo (Varanus komodoensis).

Reptil langka ini tersebar di dalam kawasan taman nasional yaitu di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode, dan sebagian kecil di utara dan barat Pulau Flores.

Selain sebagai perlindungan komodo, Taman Nasional Komodo ini memiliki paronama yang sangat indah sehingga tak heran jika Taman Nasional Komodo ini juga dijadikan sebagai tempat wisata bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara.


Pada umunya, di kawasan Taman Nasional Komodo banyak terdapat bukit-bukit maupun gunung-gunung bahkan di kawasan taman nasional ini juga terdapat gunung berapi, seperti Gunung Sangaeang Api. Hal ini disebabkan karena kawasan Taman Nasional Komodo merupakan tempat bertemunya lempeng Sahul dan lempeng Sunda.

Gunung tertinggi di kawasan taman nasional ini adalah Gunung Satalibo (735 mdpl) di Pulau Komodo dan Gunung Dora Ora (667 mdpl) di Pulau Rinca.  Selain itu di beberapa lokasi terdapat pula lereng-lereng yang curam/terjal dengan kemiringan 00 – 800.

Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim di Taman Nasional Komodo termasuk tipe F atau sangat kering dengan bulan kering antara April sampai dengan Oktober dan bulan basah antara November sampai Maret. Rata-rata curah hujan tahunan 800-1500 mm dengan suhu udara maksimum 43°C dan minimum 17°C.

Angin kering yang bertiup kencang dari arah Tenggara pada bulan April sampai November menyebabkan terjadinya musim kering/kemarau di kawasan Taman Nasional Komodo, sedangkan angin yang membawa hujan bertiup dari arah barat laut pada bulan Oktober sampai Maret menyebabkan musim basah/hujan di kawasaan Taman Nasional Komodo ini (Usboko 2009).

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA