Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP): Wisata, Lokasi, Luas, Pendakian, Sejarah, dan Biodiversitas

Diposting pada

Pusat Rehabilitasi Owa Jawa

Pusat Rehabilitasi Owa Jawa dengan fasilitas dan rumah sakit hewan.

 

Pengamatan Satwa Liar di Sadengan

Pengamatan satwa liar yang dapat dilakukan pada pagi hari antara pukul 05.00 – 09.00 WIB dan pada sore hari pada pukul 15.00 – 18.00 WIB merupakan agenda yang sangat asyik untuk anda yang menggemara satwa liar.

 

Di luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sendiri terdapat beberapa destinasi wisata yang tidak kalah menarik, seperti Taman Safari Indonesia, Taman Rekreasi Lido, Kebun Raya Cibodas, Taman Wisata Mandalawangi, Taman Wisata Situ Gunung, Taman Rekreasi Salabintana, dan Bumi Perkemahan Salabintana.

 

10. Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango

Gunung Gede Pangrango sejatinya terdiri atas Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang mana puncaknya saling bersebelahan. Puncak dari Gunung Gede memiliki kawah berapi, sedangkan puncak Gunung Pangrango memiliki ketinggian yang lebih tinggi namun tidak memiliki kawah ataupun kaldera.

Jalur pendakian yang biasa dipakai oleh para pendaki adalah jalur Gunung Putri, Selabintana, dan Cibodas.

10.1 Jalur Pendakian Melalui Cibodas

Jalur pendakian ini sangat cocok bagi anda yang berdomisili di daerah Bogor, Banten, Jakarta, dan sekitarnya karena cenderung memiliki jarak yang lebih dekat daripada jalur pendakian yang lain.

Untuk mencapai lokasi ini apabila menggunakan kendaraan umum, anda dapat menggunakan bus jurusan Bogor – Bandung atau Bandung – Jakarta yang melalui puncak, kemudian di daerah pacet yang dekat dengan Rumah Sakit Daerah Cianjur dilanjutkan dengan menaiki mobil angkot untuk menuju Kebun Raya Cibodas. Di Kebun Raya Cibodas inilah terdapat jalur pendakian yang bisa anda tempuh.

Sebelum melakukan pendakian di jalur ini, terlebih dahulu barang bawaan anda akan dicek. Pastikan anda sudah mendapatan Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) dan dokumen lainnya yang dibutuhkan, apabila belum membuat dokumen ini silakan kunjungi terlebih dahulu kantor pengelola TNGGP. Barang-barang seperti pisau, golok, radio, sabun, detergen, tidak diperbolehkan dibawa oleh para pendaki.

Di jalur pendakian ini terdapat beberapa pos. Pos yang ada ini merupakan bangunan terbangun yang memiliki atap sehingga bisa digunakan sebagai tempat berlindung dari cuaca yang sedang tidak sesuai.

Awal perjalanan dari basecamp awal (Kebun Raya Cibodas), anda akan melalui jalur berbatu yang di samping kanan-kiri merupakan jenis hutan hujan tropis dataran tinggi. Di jalur ini pula anda akan menemukan Telaga Biru yang letaknya sekitar 1,5 km dari basecamp awal.

Pos kedua yang bisa dipakai istirahat oleh anda adalah pos Panyangcangan Kuda (tempat diikatnya kuda) yang letaknya berada pada ketinggian 1.628 mdpl. Sebelum mencapai pos ini, anda akan melewati jembatan yang terbuat dari beton dan sebagian masih dari kayu yang berada di sepanjang sungai. Di jembatan ini anda harus berhati-hati karena terdapat beberapa lubang yang berbahaya.

Sesaat setelah pos kedua, anda akan menemui pertigaan. Pastikan anda mengambil jalan yang sesuai. Pertigaan ini akan mengantarkan anda ke arah air terjun Cibeureum atau ke arah puncak. Air terjun Cibeureum sendiri berada pada ketinggian 1.675 mdpl dan ditempuh dalam 30 menit.

Pos berikutnya adalah pos Batu Kukus yang berada pada ketinggian 1.820 mdpl. Untuk mencapai pos ini anda harus melalui jalanan yang menanjak dan berliku sehingga akan menguras energi para pendaki.

Pos berikutnya adalah pos Pondok Pemandangan yang berada pada ketinggian 2.150 mdpl. Untuk mencapai lokasi ini anda tentunya akan cukup senang karena medan jalur ini tidak terlalu menanjak dan cenderung landai, bahkan terdapat turunan.

Pos selanjutnya adalah pos Kandang Batu. Untuk mencapai pos ini jalur yang harus ditempuh menanjak dan memiliki berbagai rintangan yang mewajibkan anda untuk ekstra hati-hati. Di jalur ini anda akan melewati sungai yang berisikan air panas dari mata air alami di gunung ini. Anda akan melalui jalur ini dengan cara menyusuri sungai air panas, di sini anda harus ekstra hati-hati karena jalan yang dipijak adalah bebatuan yang sudah banyak ditumbuhi oleh lumut sehingga akan sangat licin. Jalan di samping sungai ini pun sangat sempit sehingga hanya muat untuk satu orang saja.

Pos selanjutnya adalah pos Kandang Badak. Dari pos sebelumnya anda akan memlaui jalur sempit dan kemudian menapaki jalur yang cukup landai sampai akhirnya tiba di pos ini. Di pos ini sebaiknya anda membangun tenda karena di sini tidak ada bangunan yang cocok untuk berlindung. Di Kandang Badak ini juga merupakan site untuk berkemah yang baik. Pastikan di sini anda mengisi cadangan air karena setelah pos ini, air akan susah untuk ditemui.

Setelah itu anda berjalan kembali, anda akan menghadapi pertigaan. Arah kiri menuju puncak Gunung Pangrango dan arah kanan menuju puncak Gunung Gede.

Jalur menuju puncak Gunung Gede diwarnai dengan tanjakan yang sangat terjal dan ada beberapa tanjakan yang kemiringannya hampir 90 derajat. Tanjakan ini dinamai Tanjakan Setan, namun jangan khawatir karena di tanjakan ini sudah disediakan tali untuk membantu anda menaikinya. Setelah itu anda hanya tinggal berjalan mangarungi jalur berpasir untuk sampai di puncak yang berketinggian 2.958 mdpl.

Jalur menuju puncak Gunung Pangrango diwarnai dengan suasana hutan belantara khas hutan hujan tropis dataran tinggi. Di sini anda akan menemui berbagai jenis pohon yang berukuran besar. Di puncak Gunung Pangrango yang memiliki ketinggian 3.019 mdpl masih banyak ditumbuhi oleh pepohonan sehingga apabila anda ingin melihat pemandangan yang indah anda harus pergi terlebih dahulu ke alun-alun Mandalawangi yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan bunga edelweis.