Sifat Kimia Kayu

Kayu dapat dianalisis dari berbagai pendekatan ilmu, seperti sifat mekanik kayu, sifat fisis kayu, dan sifat kimia kayu. Sifat kimia kayu lebih berfokus pada sel serat, yaitu sel trakeid pada pohon daun lebar (hardwood) dan sel libriform pada pohon daun jarum (softwood).

Sifat kimia kayu membahas mengenai sel serat pada bagian mikrofibril sampai tingkat molekul.

Berikut adalah anatomi kayu dari tingkat yang terbesar sampai tingkat yang  terkecil:

Tree – Board – Growth Ring – Tracheid – Double Cell Wall – MicrofibrilMolecule

komponen kimia kayu

Kayu bisa dipandang sebagai susunan komposit sel, susunan bahan organik, dan susunan dari polimer-polimer. Sel-sel yang menyusun kayu antara lain, sel trakeida, vessel cell, ray cell, dan parenchime cell.

Bahan organik yang menyusun kayu antara lain, karbon (50%), hidrogen (6%), oksigen (43%), dan unsur lain (Na, Ca, K, Mg, dan Si).

Selulosa

Selulosa merupakan polimer yang melimpah di alam. Hampir semua tumbuh-tumbuhan memiliki selulosa. Polimer ini memiliki rumus dasar (C6H12O5)n. Monomer pembentuk polimer ini hanya glukosa (homopolisakarida) yang diikat dengan ikatan glikosida. Selulosa ini pun sekaligus menjadi komponen kayu terbesar, yaitu 40%- 50% kayu kering terdiri atas selulosa. Glukosa yang merupakan monomer selulosa ini adalah hasil dari fotosintesis tumbuhan.

Kandungan selulosa bahan alam

Selulosa pada hardwood dan softwood memiliki kesamaan dalam hal penyusun struktur molekul. Perbedaan selulosa pada hardwood dan softwood terletak pada kandungannya, kandungan selulosa pada kayu hardwood lebih tinggi dibandingkan dengan softwood. Selain itu, serat selulosa kayu softwood lebih panjang daripada serat selulosa pada kayu hardwood (softwood 1,5 mm- 4,5 mm dan hardwood 0,5 mm- 1,5 mm).

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA