Saya Bisa Ngobrol

Timbul dari Kegelisahan di dalam Ruang Kelas

Kegelisahan ini datang ketika mengikuti kuliah dari dosen yang tidak memiliki latar belakang keprofesian berkaitan dengan lingkungan. Beliau mengatakan bahwa suatu lembaga sosial masyarakat yang fokus di bidang lingkungan secara global menyatakan perkebunan kelapa sawit tidak baik untuk lingkungan karena menyebabkan deforestasi, namun lembaga tersebut tidak mencerdaskan masyarakat mengenai peristiwa tersebut secara jelas.

Beliau bertanya-tanya, “Mengapa perkebunan kelapa sawit itu menjadi penyebab deforestasi? Apa bedanya tegakan cemara dengan tegakan kelapa sawit, bukannya sama saja, sama-sama menyimpan cadangan karbon dan menyerap air?”.

Seketika itu saya gemas dan berkeinginan untuk mengklarifikasi ketidakjelasan itu, namun beliau seolah hanya melempar isu dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sebernarnya tidak ingin dijawab oleh mahasiswa pada saat itu juga, bukan saatnya untuk berdiskusi.

Kebakaran di Kebun Kelapa Sawit via beritadaerah.co.id

Berdasarkan kejadian itu, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau, saya beranggapan bahwa ketika seseorang telah bergelut dalam bidang spesialis tertentu, bisa jadi orang tersebut kurang memiliki wawasan dari sudut pandang keprofesian yang lain.

Perasaan bersalah yang timbul setelah kejadian tersebut karena seolah menyetujui pernyataan-pernyataan yang menurut saya kurang tepat itu, membuat saya penasaran akan pandangan orang lain mengenai fenomena perkebunan kelapa sawit ini dan apa yang mereka ketahui tentang hal tersebut.

Saya berniat untuk sekadar betukar pikiran bersama teman-teman terdekat saya, dari latarbelakang keprofesian yang sama hingga keprofesian yang berbeda.

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA