Pohon Pinus (Pinus merkusii): Hutan Pinus, Habitat, Sebaran, Morfologi, Manfaat, dan Budidaya

Diposting pada

5.4.5 Penjarangan

Penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik bagi tegakan pinus selanjutnya. Pohon pinus yang dibuang saat penjaranagn meliputi pohon yang terserang hama dan penyakit, serta batang utama bengkok atau menggarpu. Penjarangan dilakukan ketika tajuk antar pohon pinus saling bersinggungan.

5.4.6 Pengendalian Kebakaran

Serasah daun Pinus merkusii  yang kering dan batang pohon pinus yang mengandung getah sangat peka terhadap api. Apabila terjadi kebakaran pohon pinus ini akan terbakar habis. Beberapa tindakan pencegahan atau pengendalian kebakaran yang harus dilakukan antara lain:

  1. Membuat jalur sekat bakar dan jalur hijau secara jelas dan tegas,
  2. Membentuk satuan tugas pengendali kebakaran dan melakukan patroli keamanan, serta
  3. Membangun sistem komunikasi yang menjangkau seluruh areal hutan dan sekitarnya.

 

6. Manfaat

Hampir semua bagian dari pohon Pinus merkusii dapat dimanfaatkan. Selain menghasilkan kayu, tanaman ini juga menghasilkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa getah. Namun selain kedua manfaat tersebut, Pinus merkusii dapat digunakan sebagai tanaman peneduh bahkan tanaman hias.

6.1 Kayu Pinus

Kayu yang dihasilkan oleh pohon Pinus merkusii termasuk ke dalam jenis kayu ringan-sedang dengan berat jenis antara 0,46-0,7. Kayu pinus ini juga termasuk ke dalam kelas kuat II – III dan kelas awet IV. Kayu gubal pinus memiliki ketebalan 6-8 cm berwarna putih atau kekuning-kuningan, sedangkan pada bagian ateras berwarna coklat tua atau kemerah-merahan.

Kayu pinus memiliki tekstur kekerasan daya kembang surut dan retak sedang. Sifat pengerjaan mudah untuk dipapas, namun agak sulit digergaji karena getah yang terkandung didalamnya (Samingan 1980 dalam Burrahman 2006).

Kayu pinus dapat dipanen ketika pohon pinus berumur 15 tahun. Kayu pinus pada umumnya dimanfaatkan dalam pembuatan perabotan rumah, kayu lapis, korek api, kertas serat panjang, tiang listrik, bahan baku mainan anak-anak dan lain sebagainya.

6.2 Getah Pinus

Selain kayunya yang dapat dimanfaatkan, pohon pinus juga menghasilkan getah yang dapat juga dimanfaatkan. Getah yang dihasilkan pohon pinus termasuk kedalam jenis oleoresin yang merupakan cairan asam resin.  Getah pohon pinus ini didapatkan jika batang pohon pinus dilukai (disadap) baik dengan menggunakan metode koakan maupun metode bor. Getah pohon pinus muali bisa dipanen mulai pada saat  umur pohon pinus mencapai 10 tahun.

Getah pohon pinus dapat diolah menjadi terpentin dan gondorukem melalui tahap penyulingan atau destilasi langsung maupun tidak langung. Gondorukem merupakan fraksi padat yang dihasilkan dari proses penyulingan, sedangkan terpentin merupakan fraksi cair.

Gondorukem dan terpentin yang dihasilkan dari getah Pinus merkusii memiliki karakteristik yang berbeda dengan gondorukem dan terpentin yang dihasilkan pinus jenis lainnya. Gondorukem dan terpentin yang dihasilkan ini memiliki berbagai manfaat. Gondorukem biasanya dimanfaatkan untuk bahan sizing produk kertas dan produk sabun, bahan campuran dalam cat, vernis, tinta, plastik, dan ban, sedangkan terpentin digunakan sebagai pengencer dan pelarut, serta sebagai bahan baku industri aromatic dan disinfectan.

Nilai ekonomis gondorukem dan terpentin yang dihasilkan getah pohon pinus ini tidak dapat ditemukan pada jenis tanaman hutan lainnya.

6.3 Wisata Hutan Pinus

Hutan Pinus Imogori

Wisata alam saat ini sedang diminati oleh masyarakat di Indonesia, terutama masyarakat perkotaan. Wisata hutan pinus pun menjadi primadona di berbagai tempat di tanah air, sebut saja hutan pinus mangunan, hutan pinus jogja, dan yang paling terkenal adalah hutan pinus imogiri. Wisata hutan pinus ini menjadi momen untuk melepas kepenatan dan berfoto ria bersama orang-orang terdekat.

Perum Perhutani pun saat ini sedang mengoptimalkan bisnis ini karena salah satu hasil hutan bukan kayu yang dapat dimanfaatkan adalah jasa lingkungan. Tanpa mengurangi tegakan pohon pada hutan pinus, areal kerja Perum Perhutani dapat menjadi pundi-pundi uang demi berlangsungnya kehidupan perusahaan.

 

Itulah deskripsi singkat mengenai Pinus merkusii Jungh. et de Vriese yang merupakan salah satu tanaman yang cocok untuk dibudidayakan sebagai investasi masa depan karena memiliki berbagai manfaat baik untuk lingkungan maupun untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Semoga dapat menambah wawasan kamu dalam mengenal jenis pinus ini ya!