Padang lamun adalah ekosistem yang ada di laut dangkal wilayah perairan hangat dengan dasar berpasir serta dipenuhi oleh tumbuhan lamun.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, padang lamun adalah tempat penyu mencari makan dan biasanya ada di daerah pantai yang memiliki hutan bakau.
Padang ini biasanya hanya bisa terbentuk pada bagian perairan laut dangkal dengan kedalaman kurang dari 3 meter, namun bagian dasarnya selalu tergenang air.
Padang yang satu ini juga bisa dianggap sebagai bagian dari ekosistem bakau meskipun bisa berdiri sendiri.
Tumbuhan yang merupakan sumber pakan utama penyu ini bisa hidup dalam air dan tetap memiliki daun, rhizoma, dan akar sejati.
Karakteristik dari tumbuhan lamun lainnya adalah berimpang, berdaun, berpembuluh, berakar, dan berkembangbiak dengan biji serta tunas.
Secara ekologis, padang lamun mempunyai beberapa ciri yang dijadikan sebagai pembeda dengan padang lain.
Padang lamun bisa ditemukan di perairan landai baik itu di dataran berlumpur sampai berpasir sekalipun.
Padang ini juga bisa ditemukan pada batas terendah wilayah pasang surut di kawasan terumbu karang dan hutan bakau.
Hidup tumbuhan lamun sangatlah bergantung kepada intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan.
Tumbuhan ini bisa melangsungkan proses metabolisme termasuk proses daur generatif secara maksimal apabila seluruh tubuhnya tergenang oleh air.
Ekosistem lamun ternyata mempunyai banyak fungsi dan manfaat.
Menurut Azkab pada tahun 1988, ekosistem lamun adalah salah satu ekosistem paling produktif yang ada di laut dangkal.
Selain itu, ekosistem lamun juga memiliki sejumlah peran penting khususnya dalam membantu kehidupan dan pertumbuhan organisme hidup di laut dangkal.
Padang lamun sebagai produsen primer mempunyai tingkat produktivitas primer paling tinggi jika dibandingkan dengan ekosistem di laut dangkal lainnya seperti ekosistem terumbu karang.
Lamun disebut sebagai habitat biota karena mampu memberikan tempat perlindungan atau tempat untuk menempel sejumlah jenis hewan dan tumbuhan. Misalnya alga, udang, kerang, dan masih banyak lagi.
Selain itu padang lamun juga bisa digunakan sebagai padang penggembalaan, daerah peliharaan, dan makanan untuk beraneka macam jenis ikan kelompok herbivora serta ikan-ikan karang (Kikuchi & Peres, 1977).
Daun tumbuhan lamun sangatlah rimbun sehingga dapat menghambat laju air yang diakibatkan oleh adanya ombak dan arus sehingga perairan di sekitarnya bisa menjadi lebih senyap.
Selain itu, akar dan rizoma tumbuhan lamun juga dapat mengangkat dan melilit sedimen sehingga akan memantapkan serta memperkuat dasar permukaan.
Jadi padang ini juga bisa bermanfaat untuk penjerat sedimen dan penahan erosi (Gingsuburg & Lowestan, 1958).
Lamun mempunyai tugas penting dalam pendauran beraneka ragam zat hara dan elemen-elemen langka di lingkungan laut khususnya zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.
Menurut Phillips & Menez pada tahun 1988, ekosistem lamun adalah salah satu ekosistem bahari yang produktif dan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
Secara ekologis padang lamun memiliki sejumlah fungsi penting bagi wilayah pesisir antara lain:
4. Taksonomi Tumbuhan Lamun
Taksonomi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang membahas atau mempelajari tentang pengklasifikasian atau penggolongan sistematika makhluk hidup.
Di bawah ini merupakan taksonomi dari tumbuhan lamun.
Kingdom |
Plantae |
Divisi |
Magnoliophyta (Angiosperms) |
Kelas |
Liliopsida |
Ordo |
Helobieae |
Famili |
Hydrocharitaceae |
Genus |
Enhalus |
Spesies |
Enhalus acoroides |
5. Sebaran
Tumbuhan lamun bisa ditemukan di perairan pantai yang dilindungi misalnya seperti laguna, teluk, dan muara di daerah beriklim sedang sampai tropis.
Sebarannya hampir ada di seluruh benua kecuali Antartika.
Sebaran tumbuhan lamun di antaranya ada di Atlantik Utara, Atlantik Tropis, Mediterania, Pasifik Utara beriklim sedang, Indo Pasifik tropis, dan Laut Selatan.
Terdapat kurang lebih sekitar 58 jenis tumbuhan lamun yang ada di seluruh dunia dengan pusat utama di wilayah Indo Pasifik.
Terdapat 16 jenis dari 7 marga yang sudah ditemukan di perairan Asia Tenggara.
Jumlah jenis paling besar bisa dijumpai di wilayah perairan Filipina.
Namun sebenarnyas terdapat dua hipotesis yang saling bertolak belakang untuk menyatakan penjelasan mengenai penyebaran tanaman lamun.
5.1 Hipotesis Vikarians
Pada tahun 1976, McCoy dan Heck mengemukakan sebuah hipotesis yang dinamai hipotesis vikarians.
Hipotesis ini memperhitungkan beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran tanaman lamun yaitu lempeng tektonik, hubungan spesies, pertimbangan ekologi seperti kepunahan, dan perubahan iklim.
5.2 Hipotesis Pusat Asal Usul
Hipotesis pusat asal usul menyatakan bahwa penyebaran radiasi tempat merupakan suatu pola dari sebaran tumbuhan lamun.
Radiasi tersebut mempunyai keanekaragaman hayati yang paling tinggi (den Hartog, 1970).
Hipotesis ini mengatakan bahwa Malinesia termasuk Kalimantan dan Malaysia, Papua sampai Papua Nugini, serta bagian utara Australia adalah sentral dari asal usul sebaran lamun.
Menurut Mukai pada tahun 1993, model sebaran modern dari tumbuhan lamun di wilayah Pasifik Barat adalah jarak dari sentral asal-usul dan peran dari arus laut.
Di Indonesia terdapat jenis lamun dengan jumlah yang lebih rendah dibandingkan yang ada di Filipina.
Namun di Indonesia sendiri terdapat dua jenis lamun yang belum teridentifikasi secara jelas yaitu Rupia maritime dan Halophila beccari.
Adapun jenis tumbuhan lamun bernama lamun kayu atau Thalassodendron ciliatum yang ada di kawasan perairan Indonesia bagian timur mempunyai sebaran sangat terbatas.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Berikut ini beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap ekosistem padang lamun:
6.1 Intensitas Cahaya Matahari
Penetrasi cahaya yang masuk dalam perairan sangatlah berpengaruh pada proses fotosintesis yang sedang dilakukan oleh tanaman lamun.
Tumbuhan lamun sangatlah memerlukan intensitas cahaya yang cukup tinggi untuk proses fotosintesis tersebut.
Jika suatu perairan memperoleh intensitas cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesis lamun, maka produktivitasnya pun juga akan berbanding lurus.
6.2 Kecepatan Arus
Daya produktif tumbuhan lamun juga sangatlah dipengaruhi oleh kecepatan arus dalam suatu perairan.
Saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik maka lamun jenis Thallassia testudium mempunyai kesanggupan maksimal untuk bisa tumbuh dan berkembang.
6.3 Salinitas
Kisaran salinitas yang bisa diterima oleh tumbuhan lamun adalah 10-40% dan nilai optimumnya yaitu 35%.
Turunnya salinitas akan menurunkan pula kemampuan lamun untuk bisa melakukan fotosintesis.
Toleransi lamun terhadap salinitas suatu perairan tergantung dengan umur dan jenis.
Tumbuhan lamun dengan usia yang tua bisa mentoleransi fluktuasi salinitas yang besar.
Salinitas juga bisa berpengaruh terhadap biomassa, kerapatan, produktivitas, kecepatan pulih, dan lebar daun.
Sementara kerapatan akan lebih meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas.
6.4 Substrat
Tumbuhan lamun bisa hidup di beraneka jenis sedimen yaitu mulai dari kawasan berlumpur sampai karang sekalipun.
Kebutuhan substrat yang utama bagi pertumbuhan lamun adalah kedalaman sedimen yang cukup.
Peran intensitas substrat dalam stabilitas sedimen adalah sebagai penjaga tanaman dari arus laut dan tempat untuk mengolah serta penyuplai nutrien.
6.5 Suhu
Ekosistem padang lamun umumnya bisa ditemukan secara luas pada area bersuhu dingin maupun tropis.
Hal tersebut membuktikan bahwa toleransi tumbuhan lamun memang cukup baik khususnya terhadap adanya perubahan suhu.
Namun sebenarnya tumbuhan lamun bisa tumbuh secara optimal hanya pada temperatur 28-30oC.
Jika di luar rentang suhu tersebut, proses fotosintesis tumbuhan tersebut akan terganggu.
7. Padang Lamun di Indonesia
Tumbuhan lamun bisa tumbuh di kawasan perairan pantai yang bagian dasarnya berpasir serta memiliki kedalaman antara 0 sampai 10 meter.
Pada umumnya perairan dengan kareakterustik tersebut memiliki air yang cukup jernih sehingga cahaya matahari masih bisa menembus ke dalamnya.
Gerakan arus airnya cukup tenang hanya sekitar 0,5 meter saja per detik.
Umumnya kadar garam pada perairan tersebut cukup rendah dengan tingkat suhu air rata-rata 20-300C.
Karakter perairan tersebut banyak ditemukan di Indonesia bahkan dari 60 spesies lamun yang ada di dunia 15 spesies di antaranya ada di sekitar lautan Indonesia.
Menurut peta penyebarannya, padang lamun bisa ditemukan di daerah Aceh, Belitung Barat, Nias, Lampung, Batam, Nusa Tenggara Timur, Lombok, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, dan Pulau Biak.
Namun sayangnya populasi padang lamun di Indonesia semakin menurun karena terdapat aktivitas industri di kawasan pesisir dan menghilangnya ekosistem bakau di sekitaran kawasan tersebut.
Bahkan terdapat beberapa peneliti dari pusat penelitian dan pengembangan An-Nur Grafi Lipi memprediksi bahwa populasi tumbuhan lamun yang masih bertahan sampai tahun 2018 hanya terdapat sekitar 1,8 juta hektar dari 3 juta hektar.
Kerusakan padang lamun di Indonesia sendiri diketahui sangatlah tinggi yaitu mencapai 2-5% pertahun.
8. Jenis Fauna dan Flora di Padang Lamun
Padang lamun adalah ekosistem dengan produktivitas organik serta keanekaragaman biota yang cukup tinggi.
Ekosistem ini merupakan tempat tinggal bagi beranekaragam biota laut seperti krustacea, ikan, moluska (Pinna sp., Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp., Linckia sp.), dan cacing polychaeta.
9. Cara Melestarikan Padang Lamun
Ternyata padang lamun mempunyai banyak sekali peran penting dan manfaat baik itu untuk lingkungan maupun ekonomi.
Tumbuhan lamun, mangrove, dan terumbu karang mempunyai peran besar terhadap kehidupan biota laut serta wilayah pesisir agar menjadi daerah lebih produktif dan subur.
Seiring berjalannya waktu akan ada pula masalah atau ancaman yang muncul baik itu secara alami atau karena aktivitas manusia.
Contoh ancaman tersebut berupa angin topan, gelombang pasang surut, serta hewan yang memakan tumbuhan lamun seperti sapi laut dan bulu babi.
Sementara contoh ancaman dari aktivitas manusia adalah pengekploitasian lamun dengan menggunakan bahan peledak, lalu lintas perahu yang padat, pembuangan limbah, serta aktivitas lain yang bisa merusak ekosistem tumbuhan lamun.
Menurut Aswandi, pada tahun 2003 tumbuhan lamun mempunyai beberapa fungsi seperti sebagai produsen, habitat biota laut, dan sistem perakarannya bisa menstabilkan sedimen dasar sehingga perairannya menjadi lebih jernih.
Sangatlah ironis jika tumbuhan lamun yang mempunyai banyak sekali fungsi harus mengalami kerusakan.
Padahal, rusaknya ekosistem padang lamun akan berpengaruh jelek terhadap ekosistem terumbu karang, mangrove, dan lingkungan perairan menjadi tidak stabil.
Jika padang lamun berkurang bahkan banyak yang rusak, maka makhluk hidup yang ada di sekitarnya juga akan merasakan dampaknya.
Misalnya seperti jumlah hewan laut menjadi lebih sedikit, perairan menjadi kurang bersih, nelayan yang harus bekerja lebih keras, dan banyak dampak merugikan lainnya.
Hal inilah yang seharusnya menjadikan masyarakat lebih sadar mengenai fungsi dan pentingnya lingkungan.
Masyarakat bisa mencari tahu pentingnya menjaga lingkungan hidup melalui media elektronik, poster, atau diskusi bersama.
Bisa juga dengan melakukan berbagai kegiatan, misalnya seperti bersih-bersih pantai, menggunakan alat ramah lingkungan, dan menanam kembali tumbuhan lamun di sekitaran pantai.
Lembaga yang terkait dengan penegakan hukum bagi orang-orang yang melanggar juga perlu diperkuat lagi.
Setelah mengetahui fungsi, manfaat, dan pentingnya keberadaan padang lamun, maka kita haruslah ikut serta untuk melestarikannya agar padang lamun tidak berkurang atau bahkan menghilang karena punah.
Sekian informasi untuk Anda mengenai padang lamun.
Semoga bisa membantu dan bermanfaat untuk kita semua.
Terima kasih dan sampai jumpa lagi di artikel menarik lainnya!
Referensi:
Duniakumu.com. 2019. Definisi Padang Lamun, Klasifikasi Lamun, Fungsi Padang Lamun, Faktor Lingkungan, Jenis Fauna dan Flora yang Terdapat Pada Padang Lamun, Ekosistem Padang Lamun. [Internet]. Terdapat pada: https://duniakumu.com/definisi-padang-lamun-klasifikasi-lamun-fungsi-padang-lamun-faktor-lingkungan-jenis-fauna-dan-flora-yang-terdapat-pada-padang-lamun-ekosistem-padang-lamun/
Rimbakita.com. 2019. Padang Lamun – Pengertian, Ciri, Sebaran, Peran & Manfaat. [Internet]. Terdapat pada: https://rimbakita.com/padang-lamun/
Thoughtco.com. 2017. Seagrasses. [Internet]. Terdapat pada: https://www.thoughtco.com/seagrass-beds-and-meadows-2291776
Greeners.co. 2020. Padang Lamun, Flora Laut Penting yang Terus Tergerus. [Internet]. Terdapat pada: https://www.greeners.co/flora-fauna/padang-lamun/
Editor:
Mega Dinda Larasati