Membangun Perhutanan Sosial di Tanah Sakti Alam Kerinci

Kondisi alam yang sangat menjanjikan membuat langkah kaki Tim Ekspedisi Manajemen Hutan 2018 yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB yang tergabung dalam Himpunan Profesi Manajemen Hutan atau dapat disebut Forest Management Students’ Club menapak sempurna di bumi Kerinci. Sebanyak tiga puluh tiga mahasiswa Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor diberi kesempatan untuk mengunjungi Provinsi Jambi yang lebih tepatnya di Kabupaten Kerinci.

Terkenal dengan julukan Sakti Alam Kerinci, Kabupaten Kerinci didominasi oleh topografi wilayah perbukitan yang karena hal tersebut itulah udaranya sangat sejuk dengan suhu yang cukup rendah. Sakti alam kerinci adalah julukan yang terkenal dari masyarakat yang menunjukan bahwa tanah kerinci adalah tanah surga yang memiliki panorama sangat indah, tanahnya yang subur, serta sumber daya alamnya yang melimpah.

Hal yang tidak akan terlupakan ketika mengunjungi Kabupaten Kerinci adalah gunung api yang sangat terkenal, yaitu Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 mdpl. Gunung api ini merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera sekaligus menjadi gunung berapi tertinggi di Indonesia.

Tim-Ekspedisi-Manajemen-Hutan

ESM dan Perhutanan Sosial

Luasnya kawasan hutan di Kabupaten Kerinci menjadikan perlunya dilakukan pengelolaan yang lestari guna menjaga kelestarian alam serta memanfaatkan sumber daya alamnya. Program perhutanan sosial merupakan salah satu cara untuk mewujudkan pengelolan hutan lestari bersama masyarakat.

Berdasarkan  (Pemen LHK No P.38/2016) perhutanan sosial merupakan sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan, dan dinamika sosial. Melalui kegiatan Environomic Social Mapping (ESM) yang bertemakan “Membangun Perhutanan sosial di KPH” bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kerinci Unit I bekerja sama melakukan pembentukan perhutanan sosial di enam desa Kabupaten Kerinci.

Kerja sama antara dua belah pihak bukanlah sekedar kerja sama biasa, namun terdapat misi sosial untuk mengembangkan potensi luar biasa alam kerinci ini. Kegiatan berlangsung selama 10 hari, pada tanggal 21-31 Agustus 2018. ESM merupakan kegiatan memetakan masyarakat agar dapat memaksimalkan potensi ekologi bagi kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan ESM bertujuan mewujudkan salah satu program pemerintah, yaitu perhutanan sosial. Perhutanan sosial merupakan upaya pemerataan ekonomi dan mengurangi ketimpangan ekonomi melalui tiga pilar, yaitu lahan, kesempatan uaha, dan sumber daya manusia.

Perhutanan sosial merupakan kegiatan legalalisasi pemanfaatan lahan kawasan hutan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan mengambil data primer dan data sekunder. Data primer berupa titik batas terluar hutan desa (marking dan tracking), sedangkan data sekunder adalah data sosial yang diambil melalui wawancara dan Focus Group Discussion (FGD).

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA