Klasifikasi Terbimbing dan Klasifikasi Tidak Terbimbing

Kegiatan klasifikasi tutupan lahan pada citra satelit dapat dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing (Suppervised Classification) dan klasifikasi tidak terbimbing (Unsuppervised Classification).

Klasifikasi terbimbing adalah klasifikasi yang dilakukan dengan arahan analis (supervised), dimana kriteria pengelompokkan kelas ditetapkan berdasarkan penciri kelas (class signature) yang diperoleh melalui pembuatan area contoh (training area). Sedangkan, klasifikasi tidak terbimbing merupakan klasifikasi dengan pembentukan kelasnya sebagian besar dikerjakan oleh komputer. Kelas-kelas atau klaster yang terbentuk dalam klasifikasi ini sangat bergantung kepada data itu sendiri, yaitu dikelompokkannya piksel-piksel berdasarkan kesamaan atau kemiripan spektralnya (Riswanto 2009).

Klasifikasi CItra

Klasifikasi Terbimbing (Supervised Classification)

Metode Klasifikasi Terbimbing diawali dengan pembuatan daerah contoh untuk menentukan penciri kelas. Kegiatan tersebut merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi prototife (cluster) dari sejumlah piksel yang mewakili masing-masing kelas atau kategori yang diinginkan  dengan menentukan posisi contoh dilapangan dengan bantuan peta tutupan lahan sebagai referensi untuk setiap kelasnya.

Jumlah kelas yang diambil disesuaikan dengan masing-masing luas penampakan. Secara teoritis, jumlah piksel yang diambil untuk mewakili setiap kelas yaitu sebanyak N+1, dimana N adalah jumlah band yang digunakan. Hal tersebut dilakukan untuk menhindari matrik ragam-peragam yang singular, dimana piksel per kelasnya tidak bisa dihitung (Jaya 2007).

Data yang dihasilkan dari kegiatan pengklasifikasian secara terbimbing didaptkan dua tabel yaitu tabel Separabilitas dan tabel Kontingensi. Nilai pada tabel Separabilitas untuk keenam tutupan lahan didominasi oleh nilai 2000 atau berkisar antara 1900 sampai 2000.

Hal tersebut menunjukkan bahwa keenam lahan memiliki kriteria baik (good) dan sempurna (excellent). Hanya hubungan antara vegatasi rapat dengan vegetasi jarang dan rumput dengan vegetasi jarang yang memiliki nilai baik, selain itu nilai separabilitasnya sempurna, maka dapat dikatakan bahwa hasil klasifikasi masing-masing tutupan lahan dapat dibedakan secara spektral (Jaya 2005). Seperti dapat dilihat pada tabel berikut:

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA