Kelapa Sawit (Elaeis sp.): Pengertian, Manfaat dan Energi Terbarukan

“Kelapa sawit adalah komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Indonesia pun saat ini menjadi salah satu negara yang menjadi penguasa pasar CPO global.”

Kelapa sawit atau yang bernama Latin Elaeis guineensis bukanlah tanaman baru di kalangan masyarakat Indonesia.

Saat ini, kelapa sawit merupakan tumbuhan yang cukup menjanjikan di kalangan pegiat industri Indonesia.

Selain itu, tanaman ini akhir-akhir ini dikenal karena diduga sebagai salah satu alasan utama banyaknya hutan yang mengalami deforestasi.

Hal ini diduga karena lahan hutan tersebut digunakan untuk penanaman kelapa sawit.

Kelapa Sawit

1. Pengertian dan Taksonomi

1.1 Pengertian

Kelapa sawit adalah salah satu tumbuhan industri yang penting di Indonesia, minyak dari tanaman ini bisa dikonsumsi dan juga bisa digunakan untuk bahan bakar, serta produk-produk turunan lainnya.

Selain itu, tanaman ini juga merupakan sumber minyak nabati terbesar yang dibutuhkan oleh industri dunia.

Perkebunan kelapa sawit pun menghasilkan keuntungan yang besar.

Besarnya keuntungan yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit ini menyebabkan banyak lahan hutan dan lahan jenis lainnya yang dialihfungsikan untuk lahan perkebunan ini.

Menurut Batubara (2002) kelapa sawit dapat didefinisikan sebagai salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh baik di Indonesia, yaitu di daerah-daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl.

Jika tanaman ini ditanam pada ketinggian lebih dari 500 mdpl maka tanaman ini akan mengalami pertumbuhan yang lambat, sehingga umur untuk produksi (panen) pertama akan terlambat dan akan meningkatkan biaya perawatan.

1.2 Taksonomi

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotil.

Tanaman ini masuk ke dalam taksonomi dapat diklasifikasikan ke dalam divisi Tracheophyta dengan sub divisi Pteropsida.

Kelapa sawit termasuk ke dalam famili Palmae dan sub famili Cocoideae.

Tanaman ini termasuk ke dalam genus Elaeis dan terdiri dari dua spesies, yaitu Kelapa Sawit Afrika (Elaeis guineensis) dan Kelapa Sawit Amerika (Elaeis oleifera).

Kingdom Plantae
Divisi Tracheophyta
Sub Divisi Pteropsida
Kelas Angiospermae
Bangsa (Ordo) Monocotyledonae
Suku (Famili) Arecaceae (dulu Palmae)
Sub Famili Cocoidae
Marga (Genus) Elaeis
Jenis (Spesies)
  • E. guineensis
  • E. oleifera

2. Morfologi

Kelapa sawit antara yang berbuah dan tidak berbuah memiliki morfologi yang sedikit berbeda.

Menurut Suhatman et al. (2016), kelapa sawit yang sudah berbuah memiliki ukuran diameter batang sebesar 50 hingga 100 cm (diameter ini diukur dari 56-78 cm dari atas tanah), jumlah pelepah sebanyak 40 hingga 56 pelepah, serta memiliki bunga jantan dan betina.

Kelapa sawit yang tidak berbuah memiliki ciri-ciri morfologi yang hampir sama dengan kelapa sawit yang berbuah.

Tanaman yang tidak berbuah tidak memiliki bunga jantan dan bunga betina, serta jumlah pelepah sebanyak 5 hingga 9 pelepah saja.

Tanaman ini terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga, dan buah.

2.1 Akar

Kelapa sawit yang masih berupa kecambah memiliki akar tunggang.

Akar tunggang ini nantinya akan tergantikan oleh akar serabut setelah kecambah memasuki usia 2 minggu.

Jika tanaman ini mendapat drainase air yang cukup bagus maka akarnya bisa menembus tanah sedalam 8 meter.

Sedangkan akar yang tumbuh ke samping bisa mencapai 16 meter.

Kedalaman akar tergantung pada umur tanaman, genetik tanaman, sistem pemeliharaan tanaman, dan drainase yang diperoleh oleh tanaman.

2.2 Batang

Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium, pada umumnya pertumbuhannya tidak memiliki cabang dan memiliki bentuk yang lurus.

Batangnya masih belum bisa terlihat hingga umur tiga tahun.

Hal ini disebabkan karena batang tersebut masih dibungkus oleh pelepah daun.

Pertumbuhan batang juga ditentukan oleh umur tanaman, ketersediaan hara, keadaan tanah, iklim, dan genetik pada tanaman itu sendiri.

2.3 Daun

Daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip membentuk satu pelepah, panjang pelepah tanaman ini berkisar antara 7-9 meter, dengan jumlah anak daun antara 250 hingga 400 helai.

Jumlah pelepah pada tanaman sawit yang dirawat berkisar antara 40 hingga 50-an pelepah.

Kelapa sawit yang tumbuh liar jumlah pelepahnya bisa mencapai 60 pelepah.

Tanaman sawit muda bisa menghasilkan 4 hingga 5 pelepah baru setiap bulan.

Sedangkan tanaman yang sudah tua hanya bisa menghasilkan 2 hingga 3 pelepah setiap bulannya.

Luas permukaan daun memiliki pengaruh yang besar terhadap produktivitas hasil tanaman kelapa sawit.

Semakin luas permukaan daun maka produktivitasnya juga akan semakin tinggi.

Daun yang sudah tua pada kelapa sawit berwarna hijau tua dan daun yang masih muda berwarna kuning pucat dengan daun yang masih kuncup.

Pertumbuhan dan perkembangan daun setiap bulannya dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan tempat tumbuh, genetik tanaman, dan iklim.

2.4 Bunga

Pada satu batang kelapa sawit terdapat bunga jantan dan bunga betina.

Bunga jantan memiliki bentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina memiliki bentuk yang agak bulat.

Bunga jantan dan bunga betina ini berpengaruh terhadap jumlah tandan yang akan tumbuh pada tanaman kelapa sawit.

2.5 Buah

Bagian dari kelapa sawit yang diolah menjadi minyak adalah buah.

Buah sawit memiliki warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah.

Warna buah ini bergantung pada bibit yang digunakan.

Namun secara umum, buah sawit berwarna kemerahan, dengan ukuran sebesar plum besar, dan tumbuh dalam tandan besar.

Buah sawit akan bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah.

Kandungan minyak yang dihasilkan oleh setiap buah kelapa sawit akan bertambah sesuai kematangan buah.

Setiap buah terdiri dari lapisan luar yang mengandung minyak (perikarp) dengan biji tunggal (inti sawit) yang juga kaya akan minyak.

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA