Kebakaran Hutan dan Kebun Kelapa Sawit

Kelapa sawit menjadi salah satu penyumbang devisa bagi negara dengan total 19,1 miliar dollar AS atau 219,65 triliun rupiah. Angka yang sangat fantastik ini menjadi sektor kelapa sawit penyumbang terbesar bagi devisa negara di luar sektor minyak dan gas bumi. Di samping besarnya sumbangan ini, perkebunan kelapa sawit juga menjadi salah satu penyumbang asap dari hutan terbesar dari tahun ke tahun. Banyaknya kebijakan bahkan sertifikasi terkait dengan perkebunan berkelanjutan tidak membuat titik api semakin berkurang di perkebunan kelapa sawit. Menurut salah seorang ahli kebakaran hutan dan lahan, titik api dari tahun ke tahun semakin “cerdas”.

Sawit watch mencatat sejak Januari sampai dengan September 2014, jumlah titik api yang tersebar di seluruh Indonesia adalah 8.094 titik. Data di bulan September 2014 sendiri, jumlah titik api yang terlihat adalah 1891 titik, dan tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar titik api terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan, selain kedua pulau ini pulau yang memiliki banyak titik api juga adalah pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua. Jumlah titik api ini berdasarkan data yang diinventaris oleh Sawit Watch, sebagian besar terdapat pada titik-titik di perkebunan kelapa sawit atau dekat dengan perkebunan sawit.

Kebakaran di Kebun Kelapa Sawit via beritadaerah.co.id

Jumlah titik api di Sumatera dan Kalimantan ini seolah menjadi suatu hal yang lumrah dan berulang setiap tahunnya. Pemerintah dan masyarakat pun tidak terlalu mengambil pusing dengan kejadian bencana asap tahunan ini. Seperti yang terjadi di Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan masyarakat di sana sudah terbiasa dengan asap, meskipun kejadian ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian.

Fakta ini sangat menyedihkan karena di satu sisi pemerintah selalu membanggakan kelapa sawit sebagai sektor yang sangat berperan dalam menyumbang devisa bagi negara, namun di sisi lain kelapa sawit menjadi sumber bencana bagi masyarakat yang setiap tahun harus menghirup asap. Kebanggaan yang berlebihan dari sektor ini menjadikan pemerintah lupa akan dampak yang terjadi terutama kebakaran lahan di perkebunan kelapa sawit.

Devisa dan asap yang disumbangkan  sektor ini tidak membuat pemerintah Indonesia untuk memulai berbenah dan menyiapkan langkah-langkah dalam menanggulangi perayaan tahunan ini. Tetapi sebaliknya, keadaan yang terjadi adalah pemerintah hanya menyiapkan langkah-langkah untuk memperluas lahan perkebunan kelapa sawit sampai dengan tahun 2020. Berdasarkan rencana jangka panjang Kementerian Pertanian, luas perkebunan kelapa sawit sudah direncanakan mencapai 20 juta ha pada tahun 2020. Pada tahun 2014 saja, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 9,2 juta ha, sedangkan berdasarkan data Sawit Watch sendiri luas perkebunan kelapa sawit sudah mencapai 13,5 juta ha pada tahun 2014.

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA