Flora dan Fauna, Faktor Penting Kehidupan Manusia

Flora dan Fauna di bumi hidup di dunia dengan keseimbangan alamnya sendiri. Mereka dapat hidup dan berkembang dengan cara yang saling memanfaatkan antar spesies dengan takarannya masing-masing sehingga tidak ada spesies yang semakin berkurang ataupun bertambah hingga kelebihan individu.

Keseimbangan alam ini pun dibantu oleh habitat yang mendukung flora dan fauna sehingga dapat hidup dan tumbuh secara optimal. Sehingga, jika keseimbangan tersebut diganggu maka akan terjadi ketidakseimbangan antar spesies di mana akan terjadi spesies yang mengalami kepunahan dan ada beberapa spesies yang mengalami kelebihan individu.

Ketika manusia sudah mulai mendapatkan pengetahuan mengenai pemanfaatan alam. Manusia mulai mengeksploitasi alam untuk kepentingan dirinya sendiri. Kebutuhan dasar sandang dan pangan menjadi komoditas utama dalam eksploitasi ini, banyak hutan yang di tebang habis untuk lahan pertanian dan perkebunan.

Pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh dunia yang pesat pun meningkatkan permintaan bahan hasil pertanian dan perkebunan tersebut sehingga lahan yang dibutuhkan pun menjadi sangat banyak. Hal ini tentu sangat tidak baik bagi keberlangsungan makhluk hidup yang ada di hutan, karena dengan mengubah hutan yang semula memiliki flora dan fauna yang sangat beragam menjadi hanya satu jenis saja. Faktor ini menyebabkan ketidak seimbangan pada alam yang terjadi dimana-mana saat ini khususnya di Indonesia.

Orang Utan Sumatera

Kasus-Kasus Krisis Flora dan Fauna

Di Indonesia, hutan banyak mengalami penggundulan dan berubah menjadi perkebunan maupun perumahan seperti kebun kelapa sawit, kebun pohon pulp, dan masih banyak lagi. Pada kasus kelapa sawit, banyak sekali orang utan yang kehilangan tempat tinggalnya karena aktivitas pembukaan lahan yang dilakukan untuk perkebunan kelapa sawit dengan luas yang berhektare-hektare.

Pada akhirnya, para orang utan ini pun terusir dari habitatnya dan mencari tempat tinggal yang baru. Namun, sebagian besar orang utan tidak dapat menemukan tempat tinggal baru dan kembali ke habitat lamanya yang sudah musnah menjadi kebun kelapa sawit dan hidup kembali di sana. Orang utan dianggap mengganggu bagi manusia dan seringkali di bunuh agar orang utan tak mengganggu lagi.

Adapun pembunuhan orang utan ini dilakukan karena pesanan para penjahat yang menginginkan orang utan yang diawetkan sebagai hiasan, ada juga yang melakukan penangkapan orang utan yang dilakukan secara liar untuk dipelihara oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut.

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA