Cecak: Taksonomi, Morfologi, Cara Mengusir, dan Lagu

“Cecak adalah hewan reptil merayap yang bisa dengan mudah ditemui di rumah-rumah atau di bangunan lain untuk mencari serangga.”

Hewan ini dikenal sebagai hewan unik karena cara adaptasinya yaitu bisa memutuskan ekor untuk menakuti lawan dan kemudian tumbuh kembali dalam beberapa saat.

Yuk intip penjelasan di bawah ini untuk lebih mengetahui banyak fakta menarik lainnya tentang cecak!

1. Taksonomi

Cecak (pixabay.com)

Berikut ini adalah taksonomi cecak, yaitu:

Kingdom Animalia
Subkingdom Bilateria
Filum Chordata
Subfilum Vertebrata
Kelas Reptilia
Ordo Squamata
Family Gekkonidae
Genus Cosymbotus, hemidactylus, gehyra, cytodactylus
Spesies Platyurus, frenatus, mutilate, dan marmoratus

Adapun beberapa jenis-jenis cecak, antara lain:

Cecak tembok (Cosymbotus platyurus), Cecak kayu (Hemidactylus frenatus), Cecak gula (Gehyra mutilata), dan Cecak batu (Cytodactylus marmoratus).

2. Morfologi Cecak

Di bawah ini adalah morfologi hewan yang masih satu keluarga dengan tokek, yaitu:

2.1 Bentuk

Cecak pada umumnya mempunyai kepala dengan moncong, leher pendek, serta tubuh dan ekor yang memanjang.

Bentuk tubuhnya hewan ini akan sedikit berbeda-beda tergantung pada spesiesnya.

Perbedaannya hanya sedikit yaitu pada bagian bentuk ekor, bentuk kepala, ukuran tubuh, dan bentuk kaki.

2.2 Warna

Warna tubuh cecak tergantung spesiesnya.

Spesies Cytodactylus marmoratus memiliki tubuh berwarna cokelat muda dengan bintik cokelat gelap di sepanjang tubuh dan biasanya ada yang membentuk corak silang.

Gehyra mutilata warna tubuhnya keabu-abuan, cokelat muda, dan cokelat tua serta memiliki bintik-bintik putih di bagian punggung.

Hemidactylus frenatus mempunyai warna tubuh cokelat kemerahan dan corak berwarna gelap.

Cosymbotus platyurus tubuhnya berwarna cokelat keabu-abuan dengan corak seperti marmer yang bervariasi yaitu dari terang hingga gelap di bagian dorsal.

2.3 Ukuran

Ukuran cecak tidaklah terlalu berbeda antara satu spesies dengan spesies lain.

Mereka hanya berbeda beberapa centimeter saja.

Biasanya ukuran tubuh cecak jantan akan lebih besar dibandingkan betina.

Rata-rata ukuran hewan ini adalah 4-15 cm.

2.4 Kepala

Cecak mempunyai bentuk kepala yang besar, pipih, dan mempunyai moncong.

Lebar kepala ini tergantung dengan spesies.

Misalnya, Cytodactylus marmoratus memiliki lebar kepala yang lebih besar dibandingkan tubuhnya dan Gehyra mutilata yang lebar kepalanya lebih kecil dibandingkan ekornya.

2.5 Lidah

Hewan ini mempunyai lidah panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.

Pada umumnya, mangsanya adalah serangga yang mempunyai sayap untuk terbang.

Lidah cecak yang pangjang memudahkannya untuk menangap mangsanya.

2.6 Ekor

Cecak mempunyai bentuk ekor yang beragam sesuai dengan spesiesnya.

Misalnya seperti Cytodactylus marmoratus yang bentuk ekornya kurus, panjang, dan runcing.

Sedangkan Gehyra mutilata ekornya tebal, lebar, dan meruncing.

Hewan ini dikenal sebagai hewan yang mempunyai cara adaptasi unik yaitu dengan memutuskan ekor.

Kemampuan ini biasa disebut sebagai autotomi.

Autotomi digunakan cecak untuk menghindari gangguan musuh atau predator.

Mereka akan memutuskan ekornya dan musuh pun akan kaget karena walaupun sudah putus tetapi ekornya masih bisa bergerak-gerak.

Fungsi dari ekor tersebut tidak sebatas untuk melindungi diri tetapi juga untuk membantu keseimbangan dan menyimpan cadangan makanan.

Ekor ini akan menyediakan sumber makanan selama periode kelaparan dan reproduksi.

2.7 Kaki

Cecak mempunyai 4 kaki yang bisa menempel kuat di dinding.

Hal ini dikarenakan kaki cecak mempunyai banyak rambut-rambut kecil yang akan membentuk ikatan kuat dengan lapisan dinding.

Cecak menempel dengan kakinya (pexel.com)

Rambut-rambut ini biasa disebut sebagai spatulae.

Rambut ini jumlahnya bisa mencapai miliaran dan ukurannya sangat halus.

Selain itu, di kaki cecak juga terdapat bantalan-bantalan perekat yang bernama scansor.

Scansor ini mempunyai fungsi yang sama dengan spatulae yaitu untuk merekatkan kaki agar cecak bisa berjalan di dinding atau langit-langit tanpa terjatuh.

3. Habitat dan Sebaran

Cecak bisa berkembang biak di daerah tropis maupun subtropis.

Mereka cenderung lebih suka tinggal di tempat lembap dan bersuhu hangat.

Habitat aslinya ada di sabana, hutan hujan, dan gurun.

Namun, seiring berjalannya waktu wilayah manusia pun semakin padat dan terjadi banyak pembangunan.

Hal ini membuat beberapa spesies cecak hidup di rumah manusia atau bangunan lain.

Ada juga spesies yang tinggal di bawah bebatuan, batang pohon, dan tutupan tanah yang rendah.

Selain itu, ada spesies cecak yang lebih suka tinggal di dekat daerah yang cukup terbuka karena tempat tersebut mempunyai banyak populasi serangga.

Cara berburu di tempat seperti itu pun lebih mudah.

Sebaran asli hewan ini ada di Asia Tenggara dan Kepulauan Indo-Australia.

Mereka berasal dari negara-negara seperti Tiongkok, Hong Kong, Bhutan, Bangladesh, Malaysia, Jepang, Indonesia, Myanmar, Papua New Guinea, Singapore, Vietnam, Thailand, Pakistan, Cambodia, Filipina, dan Sri Lanka.

Namun, sebaran mereka juga tercatat telah meluas hingga ke Amerika Serikat, Palau, Panama, Nauru, Mikronesia, Guetemala, Samoa, Taiwan, Tuvalu, Tonga, Togo, Seychelles, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, Kenya, Mauritius, El Savador, Kosta Rika, Belize, Komoro, Fiji, Honduras, Madagaskar, Republik Dominika Karibia, Timur Tengah, Nikaragua, Somalia, Kribati, Vanuatu, dan Venezuela.

Terdapat beberapa bukti bahwa keberadaan spesies Hemidactylus frenatus telah memberikan dampak negatif pada populasi cecak asli seluruh kawasan Asia tropis, Amerika Tengah, dan Pasifik.

Sebagai spesies pendatang atau invasive mereka mengakibatkan adanya ancaman kemungkinan masuknya penyakit atau parasit baru.

Mereka bisa hidup di tempat dengan kepadatan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan adanya peningkatan jumlah cecak serta biomassa di suatu daerah dan mengurangi populasi spesies asli.

4. Status Kelangkaan

Berdasarkan data IUCN (International Union Conservation Nature), tokek dan cecak masih belum masuk ke dalam daftar satwa dilindungi APPENDIX CITES.

Hal ini menunjukan bahwa status kelangkaannya adalah berisiko rendah (Least Concern).

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA