Nama bunga ini pastinya sudah tidak asing lagi bagi para pendaki dan sebagian besar juga pasti sudah tahu bahwa memetik bunga edelweis adalah tindakan yang ilegal.
Mengapa bisa begitu? Kalau ingin tahu jawaban dan fakta menarik lainnya, yuk simak selengkapnya di bawah ini!
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menyatakan bunga edelweis sebagai flora dilindungi yang diatur dalam Pasal 40 ayat 2 Undang-undang No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.
Di dalam undang-undang ini terdapat informasi mengenai adanya pidana paling lama 5 tahun penjara dan denda paling banyak 100 juta IDR jika memetik bunga edelweis.
Aturan tidak diperbolehkannya memetik edelweis juga diatur di Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 mengenai Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
Selain itu, ada juga pada Kode Etik Pecinta Alam, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1 dan 2.
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai morfologi atau karakteristik yang menjadi ciri khas tersendiri bagi bunga edelweis, yaitu:
Akar edelweis adalah golongan akar yang merambat di permukaan tanah dan mempunyai sifat epifit atau memerlukan tumbuhan lain dalam proses memperluas penyerapan zat hara dan air.
Tanaman yang satu ini mempunyai batang berwarna hijau yang kulitnya bercelah dan cenderung kasar.
Batangnya bisa tumbuh setinggi 8 meter dan besarnya bisa sebesar kaki manusia dewasa jika dibiarkan tumbuh atau tidak dipetik sama sekali.
Bunga edelweis dikenal sebagai bunga yang sangat cantik dengan warna putih dan kuning atau orange di bagian tengahnya.
Mereka mempunyai kurang lebih sekitar 500 kepala bunga dengan ukuran yang relatif kecil.
Bagian kepala bunga ini diselimuti oleh bulu-bulu.
Bulu-bulu ini berfungsi untuk melindunginya dari suhu dingin, radiasi UV, dan mengurangi evaporasi.
Disebut sebagai bunga abadi karena kelopak bunganya bisa bertahan hidup sampai 10 tahun lamanya.
Daun tanaman ini berwarna hijau dan bentuknya meruncing mirip seperti tombak.
Tulang pada daun berbentuk menyirip dan biasanya tumbuh sepanjang 5-20 cm.
Permukaan daunnya juga diselimuti oleh bulu-bulu atau rambut.
4. Habitat dan Sebaran
Berikut ini adalah penjelasan mengenai habitat dan sebaran bunga edelweis, yaitu:
4.1 Habitat
Umumnya, bunga edelweis tumbuh di dataran tinggi atau daerah pegunungan dengan ketinggian 1600-3600 mdpl.
Tanaman ini bisa tumbuh walaupun di tanah yang tandus dan miskin akan kandungan hara, bahkan di lereng bebatuan sekalipun.
Proses perkembangbiakan bunga edelweis memanfaatkan angin yang nantinya akan menerbangkan serbuk sari.
4.2 Sebaran
Spesies Anaphalis javanica bisa ditemui di beberapa gunung di Indonesia seperti dataran tinggi Dieng, Gunung Arjuno, Gunung Gede, Gunung Ciremai, Gunung Kawi, Gunung Lawu, Gunung Merbabu, Gunung Pangrango, dan Gunung Sumbing.
Sementara spesies Laontopodium alpium banyak tumbuh di pengununan Alpen dan tersebar di beberpa negara yang mengelilingi pegunungan ini, seperti Austria, Bulgaria, Italia, India, Kroasia, Jerman, Malaysia, Spanyol, Prancis, Slovenia, Slovakia, Romania, Polandia, Norwegia, Switzerland, dan beberapa negara lain yang mempunyai udara dingin.
5. Manfaat Edelweis
Bunga edelweis mempunyai fungsi di ekosistem atau manfaat bagi lingkungan sekitarnya yaitu sebagai sumber makanan bagi serangga.
Hal tersebut dikerenakan bunga ini menghasilkan madu yang disukai serangga, bahkan ada kurang lebih sekitar 300 jenis serangga yang menyukainya. Misalnya, kupu-kupu, lalat, tirip, lebah, kutu, tabuhan, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya bisa menghasilkan madu, tetapi bunga ini juga mempunyai kegunaan sebagai tempat bersarang burung tiung batu licik atau Myophonus glaucinus.
Habitatnya yang ada di daerah pegunungan juga menjadikan tanaman ini bisa menjaga struktur tanah dan mencegah terjadinya tanah longsor.
6. Fakta Menarik
Adapun beberapa fakta menarik dari bunga edelweis, antara lain:
6.1 Dapat Bertahan di Tanah Tandus
Tanaman yang satu ini biasa tumbuh di daerah pegunungan atau dataran tinggi.
Mereka biasanya tumbuh di wilayah terbuka, misalnya lereng gunung dan tebing.
Mereka juga bisa tumbuh di pegunungan berkapur, berbatu, dan di tanah yang tandus seperti sabana gunung.
Hal tersebut dikarenakan edelweis mempunyai akar bersifat epifit yang mana membutuhkan simbiosis dengan tanaman lain dan tumbuh dengan melebarkan akarnya untuk mencari zat hara dalam tanah dengan bantuan jamur mikoriza.
6.2 Dijuluki Sebagai Bunga Abadi
Julukan bunga abadi yang diberikan untuk bunga edelweis bukanlah tanpa alasan.
Hal tersebut dikarenakan tanaman ini bisa bertahan sangat lama yaitu mencapai 10 tahun.
Mereka mempunyai sifat tahan lama walaupun dalam keadaan kering.
Hal ini karena tanaman ini terbiasa hidup di daerah kering dan mempunyai hormon bernama etilen yang bisa menjadikan bunganya tidak bisa gugur.
6.3 Ditemukan di Indonesia Lebih dari 200 Tahun yang Lalu
Bunga edelweis pertama kali ditemukan oleh seseorang yang berkebangsaan Jerman yaitu Georg Karl Reinwardt pada tahun 1819 di lereng Gunung Gede.
Itu berarti bunga ini sudah ditemukan lebih dari 200 tahun yang lalu.
6.4 Langka dan Bisa Dibudidayakan
Jumlah yang semakin hari semakin sedikit menjadikan para petani mencoba untuk membudidayakannya.
Saat ini, bunga edelweis sudah bisa dibudidayakan di dataran tinggi Dieng, di sekitaran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Desa Besakih.
Usaha budidaya menjadikan para pendaki atau pelancong tidak perlu lagi melanggar peraturan dengan memetik edelweis, tetapi bisa membelinya dari petani bahkan sudah tersedia dalam berbagai warna.
Kok bisa kita dilarang memetik tanaman langka, tetapi boleh membelinya di petani?
Jawabannya adalah kita dilarang untuk memetik tanaman tersebut di tempat konservasi, sedangkan hampir semua bunga edelweis di Indonesia hanya tumbuh di kawasan tersebut.
Para petani pun tidaklah menjual bunga yang berasal dari alam liar tetapi membudidayakannya sendiri di tempat yang memang sesuai dengan habitat edelweis.
Hal ini pun bertujuan untuk mencegah kepunahan edelweis.
6.5 Namanya Familiar di Kalangan Pendaki
tanaman ini memang sudah sangat familiar bagi para pendaki yang sudah pernah mendaki beberapa gunung di Pulau Jawa.
Adapun beberapa tempat atau titik yang menyajikan pemandangan bunga yang satu ini seperti Gunung sumbing dekat puncak, Gede Pangrangi di Alun-alun Suryakencana, Sabana 2 di Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu melalui Candi Cetho di Pasar Dieng.
6.6 Waktu Mekar
Waktu mekar bunga yang satu ini biasanya pada bulan April hingga Agustus atau saat musim hujan sudah selesai.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa bunga edelweis bisa mekar dan bertahan hingga 10 tahun lamanya.
6.7 Digunakan Pada Upacara Adat
Bunga yang satu ini ternyata juga digunakan pada sebuah upacara adat di daerah Pulau Jawa atau lebih tepatnya di Desa Ngadas.
Masyarakat Desa Ngadas masih melestarikan kebudayaan dan adat peninggalan nenek moyang atau leluhur.
Sebagian besar masyarakat Desa Ngadas menganut kepercayaan Budha, sementara Suku Tengger beragama Hindu.
Dukun atau ketua adat pada Desa Ngadas yang mempunyai peran besar dalam setiap diadakannya upacara adat.
Sebuah upacara adat di suku ini menggunakan tanaman yang tumbuh di sekitaran tempat tinggalnya sebagai persembahan atau sesajen untuk para leluhurnya.
Salah satu tanaman tersebut adalah bunga edelweis atau mereka menyebutnya dengan nama Tana Layu.
6.8 Pernah Dijadikan Logo, Simbol, dan Lagu
Selain dikenal sebagai bunga abadi menjadikan edelweis juga dijadikan sebagai simbol cinta.
Pada tahun 2003, Indonesia pernah mengeluarkan perangko yang bergambar bunga edelweis.
Tidak hanya perangko, bunga yang satu ini juga pernah dijadikan sebagai judul lagu yang berjudul Edelweis dan dinyanyikan dalam film The Sound of Music pada tahun 1965
6.9 Sebagai Bunga Nasional
Bunga edelweis atau juga disebut sebagai The Queen Flower adalah bunga nasional Austria dan simbol nasional Swiss.
Di Swiss, bunga ini sudah dijadikan sebagai simbol nasional sejak abad ke-19 dan sudah digunakan untuk menghiasi banyak produk buatan Swiss seperti kartu pos, kostum rakyat, cokelat batangan, kosmetik, dan lain sebagainya.
Di Swiss edelweis mempunyai banyak legenda. Salah satunya adalah ada seorang laki-laki yang berani mempertaruhkan nyawanya hanya demi memetik bunga ini sebagai hadiah untuk kekasihnya.
Sementara Austria menjadikan bunga ini sebagai bunga nasional karena bunga ini mempunyai makna romantis dengan warna putihnya menggambarkan kepolosan dan kemurnian.
Bunga edelweis adalan tanaman langka yang saat ini keberadaannya sangatlah dijaga oleh pemerintah dan hukum.
Yuk, ikut serta jaga alam salah satu caranya adalah dengan tidak merusak flora maupun fauna dilindungi agar generasi di masa depan masih bisa melihat pesonanya.
Referensi:
Agrotek.id. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bunga Edelweis. [Internet]. Terdapat pada: https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-bunga-edelweis/
Threebouquets.com. 2020. Mengenal Lebih Dekat Bunga Edelweis. [Internet]. Terdapat pada: https://threebouquets.com/blogs/article/mengenal-lebih-dekat-filosofi-bunga-edelweis
Etheses.uin.malang.ac.id. BAB II KAJIAN PUSTAKA. [Internet]. Terdapat pada: http://etheses.uin-malang.ac.id/1014/5/06520022%20Bab%202.pdf
Blogs.uajy.ac.id. Aksi Konservasi Lambang Keabadian dari Bunga Edelweis. [Internet]. Terdapat pada: https://blogs.uajy.ac.id/agustinaapriyantidwilestari/2016/11/26/ aksi-konservasi-lambang-keabadian-dari-bunga-edelweis/#:~:text=Status%20konservasi%20Anaphalis%20 javanica%20pada,harus%20diperhatikan%20yaitu%20least%20concern.
Expedisigunung.blogspot.com. 2019. Bunga Edelweis: 9 Fakta Tersembunyi dan Sejuta Manfaatnya. [Internet]. Terdapat pada: https://expedisigunung.blogspot.com/2019/05/ si-bunga-abadi-apakah-benar-abadi.html
Swissinfo.ch. 2011. The Edelweis – Switzerland’s national flower?. [Internet]. Terdapat pada: https://www.swissinfo.ch/eng/ the-edelweis—switzerland-s-national-flower-/30300682
Petalrepublic.com. 2021. Edelweis Flower Meaning, Symbolism, and Uses. [Internet]. Terdapat pada: https://www.petalrepublic.com/edelweis-flower/
Editor:
Mega Dinda Larasati