Boyan Slat, Penemu Pertama Alat Pembersih Sampah di Laut

Keadaan bumi yang semakin memburuk setiap harinya membuat sebuah ancaman adanya kerusakan besar di kemudian hari.

Daratan dan lautan sudah mulai menunjukkan dampak dari kerusakan yang disebabkan oleh manusia.

Jika kejadian ini dibiarkan, maka hanya tinggal menunggu waktu bagi bumi untuk hancur.

Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), lebih dari delapan juta ton sampah plastik masih masuk ke laut tiap tahunnya. Kejadian ini menggerakkan Boyan Slat, seorang Belanda, yang telah menemukan The Ocean Cleanup Project pada umur 23 tahun.

Boyan Slat

Kesadaran Boyan Slat tentang ‘bencana plastik’ ini dimulai ketika Ia berlibur di Yunani dan melakukan scuba-diving.

Sayangnya saat Ia berlibur dan menyelam ke laut, yang Ia lihat hanyalah sampah bukan ikan-ikan yang berenang. Bahkan menurutnya, lebih banyak sampah yang melayang-layang di laut daripada ikan itu sendiri.

Setelah itu, Ia menulis sebuah kertas yang berisikan idenya untuk membersihkan sampah plastik di laut dengan cara yang berbeda. Cara ini dapat mengumpulkan banyak sampah plastik secara efisien. Oleh karena itu, dimulai dari umurnya yang masih remaja, tepatnya 16 tahun, ia memiliki mimpi mulia untuk membersihkan sampah plastik di laut.

Tujuh tahun setelahnya, Boyan Slat menjadi CEO dari The Ocean Cleanup dan telah mendapatkan sepuluh juta dolar. Dia telah membuat prototype pertama dari mesin penyapu plastik di Samudra Pasific atau yang disebut sebagai Great Pasific Garbage Patch. Lokasi tersebut merupakan ‘tempat sampah mengapung’ diantara California dan Hawaii yang berukuran tiga kali lebih besar dari Prancis.

KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA