Bumi adalah tempat tinggal berbagai makhluk hidup. Mereka singgah di sana untuk mencari kehidupan agar mampu bertahan hidup. Bumi memang sudah selayaknya disebut jantung kehidupan karena jika tak ada bumi, mana mungkin makhluk hidup bisa bertahan hidup.
Komponen yang terkandung di dalam bumi memang sangat banyak manfaatnya, seperti air, udara, nitrogen, karbon, dan sulfur. Dari komponen-komponen inilah atmosfer bumi terbentuk. Pentingnya peranan bumi bagi kehidupan mengharuskan kita untuk terus menjaga bumi dan mewujudkan bumi hijau.
Terwujudnya bumi hijau tak lepas dari aksi lingkungan. Aksi lingkungan ini bisa bermacam-macam. Mulai dari menanam pohon, membuat bio-energy, mengurangi energi listrik, mendaur ulang barang-barang bekas, dan lain sebagainya.
Proses mewujudkannya memerlukan langkah nyata dan tidak bisa dilakukan secara teori saja dalam tulisan atau hanya dalam bentuk diskusi. Mengapa seperti itu? Karena masih banyak orang yang kurang mempedulikan lingkungan. Padahal lingkungan itu sendiri juga berkaitan dengan kesehatan. Jika lingkungan kita sehat, maka kesehatan kita pun juga terjaga.
Sebelum kita diskusi dan mengajak orang lain untuk menjaga lingkungan sebaiknya dimulai dari diri sendiri dahulu. Jika diri kita sendiri sudah bisa menjaga kebersihan lingkungan, maka kita dengan mudah mengajak orang lain untuk mengajak lingkungan.
Oleh karena itu, kita harus memulai aksi kita untuk menjaga lingkungan dengan melakukan komunikasi lingkungan dan pengelolaan sampah.
Komunikasi lingkungan merupakan suatu proses komunikasi yang mendukung suatu kebijakan dan dalam prosesnya penggunaan media dilakukan secara terencana/ strategis untuk membuat masyarakat berpartisipasi. Pelaksanaan proyek tersebut membutuhkan komunikasi yang diarahkan pada kelestarian lingkungan.
Komunikasi lingkungan atau yang sering juga disebut dengan EnvCom juga membuat penggunaan metode, instrumen, dan teknik proses komunikasinya lebih efesiens. Hal ini seperti dalam permasalahan pengembangan komunikasi, pendidikan orang dewasa, pemasaran sosial, pertanian ekstensi, hubungan masyarakat, nonformal pelatihan, dan lain sebagainya.
Selain komunikasi lingkungan, pengelolaan sampah juga menjadi hal yang harus dilakukan. Mengapa sampah harus dikelola? Karena sampah merupakan sisa material yang tidak diinginkan lagi setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya. Di dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, namun yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
KLIK DI SINI UNTUK TERUS MEMBACA
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Sampah sendiri ada yang bersifat mudah terurai dan ada yang tidak bisa terurai. Nah, kalau untuk yang terurai, bisa kita manfaatkan dengan menjadikan sampah menjadi barang-barang yang berguna, seperti kompos, pupuk, biogas, dan lain sebagainya.
Bagaimana kalau untuk sampah yang tidak mudah terurai bahkan sulit terurai? Hal itu juga bisa dijadikan barang yang berguna juga namun harus membutuhkan metode yang tepat agar sampah-sampah tersebut bisa dikelola dengan baik dan bisa mengurangi pencemaran lingkungan.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan, yaitu
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah)
- Melakukan pengelolaan sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup
Manfaat pengolahan sampah sendiri yaitu:
- Menghemat SDA
- Mengurasi emisi energi
- Kesehatan makhluk hidup terjaga
- Lingkungan bersih, asri, hijau, dan nyaman
Jika sistem pengelolaan sampah tidak dikelola dengan baik dan sehat akan menimbulkan dampak sebagai berikut:
- Dampak kesehatan. Mengakibatkan peningkatan penyakit gastroenteritis (iinfeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, dan disentri)
- Dampak lingkungan. Sampah menimbulkan bau tidak sedap
- Dampak ekonomi. Rasa tidak nyaman, gangguan kesehatan menyebabkan adanya penurunan gairah dalam bekerja yang berdampak pada perekonomian bersama
- Dampak Sosial. Lingkungan yang rusak dan buruk akibat sampah merupakan merupakan cerminan kehidupan budaya masyarakat
Aksi 9R
Aksi 9R merupakan sebuah aksi yang dapat kita lakukan dalam pengelolaan sampah. Aksi 9R tersebut tediri dari reduce, reuse, recycle, replace, repair, rethink, respect, reteach, dan refuse.
1. Reduce (Mengurangi)
Kita harus mengurangi barang-barang yang telah kita gunakan agar tidak menjadi sampah menumpuk di lingkungan baik di darat maupun laut.
Contoh:
- Mengurangi penggunaan sampah plastik, kertas, styrofoam, kaca, dan lain sebagainya.
- Tidak menggunakan material berlebihan karena nantinya akan berdampak menjadi sampah yang mencemari lingkungan, seperti kertas, plastik, kaca, styrofoam, dan lain sebagainya.
2. Reuse (Menggunakan kembali)
Kegiatan menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai. Hal ini bertujuan untuk mengurangi adanya pembuangan sampah.
Contoh:
- Kantong plastik bila sudah digunakan, namun dapat digunakan kembali dengan cara mengumpulkan plastik dan menggunakannya bila perlu.
- Ketika kertas sudah digunakan, manfaatkanlah kembali dan gunakan sebaik mungkin. Misalnya kita sudah mencatat di kertas, namun kita juga dapat menggunakan kertas tersebut untuk mencatat sesuatu kembali bila perlu.
3. Recycle (Daur ulang)
Kegiatan mengolah kembali barang bekas dengan cara mengelola materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Tak hanya itu, kegiatan ini juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan perekonomian karena kita telah mendaur ulang dari sampah menjadi barang-barang yang berguna.
Contoh:
- Memanfaatkan dan mengelola sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos dan bio-energy.
- Mendaur ulang kertas bekas menjadi kerajinan, benda seni, bahkan fashion
- Menjadikan pelastik sebagai barang yang berguna dan dapat menghasilkan pundi-pundi uang, misalnya berupa pelastik detergen bisa dimanfaatkan sebagai payung, tas, dompet, jas, dan lain sebagainya. Sedangkan botol plastik bisa kita manfaatkan sebagai tempat pensil, lampion, lampu tidur, tempat makanan kecil, dan lain sebagainya
- Mengelola sampah kaca menjadi barang yang estetika dan mempunyai nilai seni dan ciri khas tersendiri, yaitu sampah kaca menjadi bingkai foto, lampu tidur, dan lain sebagainya
- Mengelola kain flanel bekas menjadi fashion dan kerajinan tangan
- Memanfaatkan pakaian yang tidak terpakai menjadi barang baru berupa tas, pakaian baru, sarung bantal dan guling, dan lain sebagainya.
- Mendaur ulang sampah popok menjadi pupuk dan kompos seperti yang telah dilakukan di Jepang
4. Replace (Menggunakan kembali dan mengganti fungsi)
Kegiatan untuk memakai barang alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan atau kegiatan mengganti pemakaian suatu barang.
Contoh:
- Menggunakan pelastik banyak, namun mengelolanya menjadi tas
- Memanfaatkan sampah-sampah organik yang berasal dari tubuh hewan, seperti jeroan ikan menjadi bio-energy
5. Repair (Memperbaiki)
Kegiatan melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi sampah.
Contoh:
- Sepatu rusak bisa diperbaiki dengan di sol
- Tas dan pakaian sobek bisa diperbaiki dengan dijahit
- Guci yang terbuat dari kaca, bisa diberi lem kayu
- Payung rusak bisa diservis
- Barang-barang elektronik rusak bisa diservis
6. Rethink (Pikir kembali)
Kegiatan ini bertujuan agar tidak merusak atau mencemari lingkungan.
Contoh:
- Cermati kembali untuk tidak berlebihan dalam menggunakan bahan yang bersifat sulit terurai, seperti kertas, plastik, styrofoam, gabus.
- Sebelum membuang sampah sembarangan, ingat kembali akan dampak yang dirasakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
7. Respect (Menghormati)
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberi penghargaan kepada lingkungan dengan menjaga lingkungan.
Contoh:
- Tidak membuang sampah sembarangan ke sungai
- Tidak menggunakan barang-barang yang menjadi sampah sulit terurai
- Menghemat penggunaan material atau barang-barang
- Memanfaatkan dan mengelola kembali sampah baik yang sulit terurai maupun yang mudah terurai menjadi sesuatu yang bermanfaat
8. Reteach (Mengajarkan kembali)
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberi edukasi kepada orang lain tentang pentingnya menjaga lingkungan dan bahayanya akan sampah di lingkungan.
Contoh:
- Memberi edukasi kepada masyarakat awam tentang bahayanya sampah dan cara untuk mengelola sampah.
- Mengajarkan kepada anak sedari dini untuk belajar menghargai lingkungan untuk generasi anak cucu kita.
- Kampanye aksi lingkungan seperti yang sering dilakukan orang-orang di Jepang
9. Refuse (Menolak)
Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi sampah yang menumpuk di lingkungan.
Contoh:
- Menggunakan keranjang atau troli saat berbelanja di supermarket (bukan plastik).
- Membawa tempat makan dan minum untuk membeli makanan dan minuman.
- Membawa ecobag saat membeli sesuatu
- Memberi sanksi bagi orang yang membuang sampah sembarangan.
Menurut data World Health Organization (WHO), pengangkutan dan pembuangan sampah berpotensi menimbulkan pemborosan sumber daya karena alokasi biaya yang mencapai 70% – 80% dari total biaya pengelolaan sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah sudah seharusnya menjadi kewajiban bagi masyarakat.
Mengapa kita harus mengelola sampah sampai melalui aksi 9R? Karena kita senantiasa harus menjaga lingkungan maupun bumi agar tetap sehat dalam arti lingkungan dan bumi hijau. Tak hanya itu saja, kita mengelola sampah dengan baik juga menyelamatkan generasi anak cucu kita dari kerusakan lingkungan. Ingat! Anak cucu kita juga membutuhkan lingkungan hijau dan sehat sebagai tempat tinggal yang nyaman agar mereka dapat bertahan hidup.
Jika kita sudah menjaga lingkungan dengan baik dari pencemaran lingkungan, artinya kita mampu membangun generasi terbaik selanjutnya yang sama-sama peduli lingkungan. Kalau kita ingin lingkungan sehat dan hijau, siapa lagi kalau bukan kita yang harus memulainya. Menjaga lingkungan dengan memulai dari diri sendiri adalah kewajiban bagi semua orang.
Persoalan pengelolaan sampah memang menjadi salah satu urgenitas dalam keberlangsungan hidup khususnya manusia. Karena jika kita mengelola sampah dengan baik maka lingkungan akan bermanfaat bagi semua makhluk hidup yang tinggal di bumi.
Tak hanya itu, persoalan sampah bukan hanya sekedar membuang sampah saja, namun bagaimana cara kita mampu mengelola sampah baik dan benar untuk lingkungan, bumi, dan makhluk hidup tersendiri.
Ayo berani melakukan aksi 9R demi lingkungan hidup yang lebih baik! Salam Lestari.
Referensi:
Dokumentasi penulis
Editor: Mega Dinda Larasati